Cedera Tulang Rawan

Tulang rawan adalah jaringan ikat fleksibel yang ditemukan di seluruh tubuh. Fungsi utamanya adalah untuk menyatukan tulang dan berfungsi sebagai peredam kejut untuk memfasilitasi gerakan tanpa gesekan antar sendi untuk mencegah kerusakan, terutama saat peregangan atau pembengkokan. Tulang rawan tidak memiliki pembuluh darah, yang membantu dalam perbaikan sel, sehingga penyembuhannya relatif lebih lambat daripada jaringan lain. Kerusakan pada tulang rawan biasanya disebabkan oleh gerakan berlebih, keausan, cedera atau penyakit, dan mempengaruhi sendi yang menahan beban seperti lutut dan pergelangan kaki.

Cedera tulang rawan umum lainnya adalah kerusakan pada tulang rawan artikular atau hialin. Mirip dengan robekan meniskus, bentuk kerusakan ini dihasilkan dari trauma langsung dan keausan. Hal ini juga dapat disebabkan oleh penyakit degeneratif seperti osteoarthritis.

Jika tidak diobati, robekan meniskus dan cedera tulang rawan artikular dapat menyebabkan nyeri lutut yang parah, peradangan dan imobilitas.

Cedera tulang rawan lutut biasanya hasil dari tekanan tiba-tiba atau langsung atau memutar ke tulang rawan. Atlet dan mereka yang secara aktif dalam olahraga berdampak tinggi, baik kontak maupun non-kontak, memiliki risiko lebih tinggi terkena robekan meniskus atau trauma tulang rawan lainnya gerakan yang berlebihan.

Selain gerakan berlebihan kronis, kerusakan tulang rawan juga terjadi secara alami seiring bertambahnya usia melalui keausan. Jaringan di lutut secara bertahap menjadi aus dan lebih rentan robek. Risiko kerusakan sangat tinggi bagi mereka yang kelebihan berat badan atau lahir dengan cacat sendi fisik.

Penyakit tertentu juga menyebabkan kerusakan tulang rawan lutut. Contoh paling umum adalah osteoartritis, yang ditandai dengan kerusakan tulang rawan secara bertahap pada persendian. Penyakit umum lainnya yang menghasilkan efek yang sama termasuk penyakit autoimun seperti rheumatoid arthritis dan lupus. Artritis gout pada lutut juga merupakan salah satu penyebab nyeri lutut yang lebih jarang.

Perawatan Non-Bedah

Untuk kasus cedera tulang rawan lutut ringan hingga sedang, ahli bedah ortopedi dan penyedia layanan kesehatan meresepkan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) untuk meredakan gejala nyeri lutut. Beberapa obat juga dapat diberikan untuk menghentikan perkembangan kerusakan yang terjadi pada tulang rawan.

Selain itu, fisioterapi, perawatan di rumah dan perubahan gaya hidup dianjurkan untuk membantu pasien mengurangi rasa sakit dan mendukung penyembuhan. Perangkat pendukung seperti kruk, tongkat dan penyangga kaki dapat digunakan untuk menghindari tekanan ekstra pada lutut yang terkena.

Pilihan Bedah

Cedera tulang rawan serius yang tidak dapat ditangani dengan terapi fisik dan obat-obatan mungkin memerlukan pembedahan. Tergantung pada gejala yang dimanifestasikan dan tingkat keparahan rasa sakit dan kerusakan, pilihan yang tersedia termasuk penggantian total tulang rawan yang cedera, atau secara alami merangsang tubuh untuk menumbuhkan kembali tulang rawan baru. Ini termasuk:

• Arthroscopic lavage and debridement – Digunakan untuk mengobati tulang rawan yang aus pada sendi, metode ini menggunakan arthroscope (instrumen mikro optik yang dilengkapi dengan kamera) untuk membersihkan sendi dengan menyedot serpihan tulang rawan yang aus.
• Stimulasi sumsum – Teknik ini melibatkan pembuatan microfractures pada tulang rawan yang rusak dan tulang di bawahnya, yang menghasilkan pembentukan gumpalan darah. Sel-sel sumsum ini kemudian akan mendorong perkembangan tulang rawan baru. Metode baru akan menggunakan matriks kolagen tambahan, seperti Cartifill atau Hyalofast, untuk membantu mengamankan sel-sel sumsum ini di daerah cacat tulang rawan. Ini semakin mempercepat penyembuhan tulang rawan.
• Mosaikplasti – Metode ini melibatkan ekstraksi tulang rawan yang sehat dari sendi yang tidak menahan beban, yang kemudian akan digunakan untuk mengganti yang rusak di lutut.
• Transplantasi osteochondral allograft – Mirip dengan mosaicplasty, metode ini dengan cara penggantian tulang rawan yang rusak dengan yang baru. Perbedaannya adalah bahwa tulang rawan pengganti akan diekstraksi dari donor yang sudah meninggal.
• Implantasi kondrosit autologous – Dalam metode ini, sampel tulang rawan yang sehat akan diekstraksi dari lutut melalui artroskopi, dan kemudian dikembangkan dan dibiarkan tumbuh di laboratorium. Sel-sel tulang rawan akan meningkat hingga 50x setelah beberapa minggu, dan sampel yang dihasilkan ini akan digunakan untuk menggantikan tulang rawan lutut yang rusak.

Atau, penggantian lutut dan pinggul dapat dilakukan untuk kondisi yang lebih serius.